Lova berjalan perlahan-lahan, dia menyusuri trotoar jalanan dengan pandangan mata yang tidak fokus. Tentu saja apa yang dikatakan oleh Angga sebelum ini ada benarnya.
Mungkin dia yakin pada langkah awal. Berlari sekencang mungkin meninggalkan garis awal untuk sampai di garis akhir yang dia idam-idamkan. Itulah pemikiran sederhana yang ada di dalam kepalanya, tetapi semesta terkadang berbuat lucu dengan membelokkan apa yang ada di dalam kepalanya. Tidak semua harapan bisa datang sesuai dengan keinginan.
Dia benar tentang penyesalan yang mungkin saja datang di pertengahan kisah nanti. lova tidak bisa mengembalikan semua itu jika memang dirinya merasakan penyesalan yang begitu besar nantinya.
"Lova!" Seseorang memanggil dirinya. Lova lantas menoleh ke arah suara.
Karan adalah orang yang berlari ke arahnya dengan pandangan mata yang dipenuhi kekhawatiran. Mungkin tentang pesan yang tidak pernah berbalas, Lova sengaja mengabaikannya agar dia tidak ikut campur dalam permasalahannya.