Mayya terdiam membeku di tempatnya. Sepertinya akan ada kejutan luar biasa yang diberikan oleh Lova padanya.
"Tentu saja mereka harus ikut menanggung kesalahanmu, Mayya," pungkas Lova. Senyumnya memberi isyarat sesuatu yang aneh.
Tentu saja perempuan itu tidak bisa langsung menanggapi Lova, dia terdiam beberapa saat sembari mencoba untuk memahami keadaan.
"Benar kata pepatah yang mengatakan jikalau dosa orang tua tidak pantas ditanggung oleh putranya, tetapi setidaknya putranya harus tahu dosa apa yang dilakukan oleh orang tuanya di masa lalu agar dia belajar untuk tidak mengulanginya," ucap Lova.
Lova mengeluarkan sesuatu. Dia memberikan alamat untuk Mayya. "Itu adalah alamat pengacara pembela umum yang mungkin bisa membelamu di persidangan nanti, Mayya."
Mayya terkejut. Dia membelalakkan kedua matanya, tentu saja dirinya tidak bisa langsung menerima itu begitu saja meskipun dia sadar akan kesalahannya.
