Pritam menatap jalanan yang ada di bawahnya. Dia mulai memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk dua bulan ke depan. Istrinya akan melahirkan, bersamaan dengan Mayya. Hanya selisih hari saja, itu adalah prediksi dokter.
Pritam terus menghela nafasnya. Dia tidak tahu keputusan mana yang lebih tepat untuk dia ambil. Tentu saja dirinya menginginkan melihat langsung dan mendampingi persalinan istrinya, tetapi di sisi lain dia juga tidak bisa meninggalkan Mayya begitu saja.
Suara pintu yang diketuk membiarkan fokus perhatiannya. Sesaat kemudian Lova datang masuk ke dalam ruangan.
"Aku boleh masuk kan?" tanya Lova dari balik celah ambang pintu yang terbuka.
Pritam menyambut kedatangan istrinya dengan senyum sumringah. Dia merentangkan tangan sembari berjalan ke arahnya dan menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Kantor ini adalah milikmu."