Lova menatap daftar panggilan yang ada di depannya. Nama suaminya memang muncul tidak terlalu banyak, tapi sesekali dia menghubunginya.
"Jadi sekarang dia menggunakan sekretarisnya untuk melakukan semua itu?" Lova bergumam pada dirinya sendiri. Setelah melihat semua ini, dia tidak bisa melakukan apapun.
Lova kembali menutup daftar itu dan menutup juga harapannya untuk bisa menemukan sesuatu yang jauh lebih dari ini. Lova juga harus kembali pada kebodohannya sendiri. Dia harus berpura-pura kalau semuanya tidak pernah terjadi.
"Sekarang aku harus bagaimana?" tanya Lova. Dia menatapantulan bayangan wajahnya dari cermin rias yang ada di depannya. "Sampai kapan aku harus bertindak seperti ini?"
Jujur saja, Lova sangat ingin mengeluh pada semua orang. Jika saja Nike masih ada, mungkin dia akan mengeluh pada temannya itu. Sayangnya, Nike tidak ada.