"Sepertinya kamu tidak akan masuk lagi ke dalam." Susanti menegur Pritam yang berdiri di serambi rumah sembari menghabiskan rokoknya.
Pritam tentu saja terkejut dengan kedatangan Susanti yang tiba-tiba saja berdiri di sisinya. Dia langsung menjatuhkan rokok dan menginjaknya dengan ujung sepatunya.
"Kenapa harus dimatikan?" Susanti mencoba akrab dengan pria asing ini. Tentu saja Ini adalah kali pertama mereka bisa berbicara, sepertinya dia tidak harus berusaha untuk menemui sosok yang sudah menyelamatkan nyawanya.
Pritam tersenyum tipis. "Rokok tidak baik untuk kesehatan, Bu."
"Itu kamu tahu kalau tidak baik, lantas kenapa kamu masih menghisapnya?" kekeh Susanti. "Itu tidak baik untuk kesehatan kamu apalagi kamu sebentar lagi akan menjadi ayah."
Pritam tidak memberi jawaban sepatah kata pun. Dia hanya bisa tersenyum menanggapi kalimat Susanti.