Kafetaria, Jakarta.
"Kamu sudah mendapatkan apa yang aku inginkan?" Lova memandang ke arah Felicia.
Ini sudah tiga hari sejak pertemuan terakhir mereka. Dia berharap bisa mendapatkan jawabannya hari ini.
Felicia meletakkan map coklat di atas meja. Dia memberi lirikan mata pada lawan bicaranya. "Kamu bisa membukanya. Aku mendapatkan itu dari temanku yang dulunya dekat dengan Pritam."
Lova mengambilnya dengan hati-hati. "Kamu tidak sedang menipuku kan?" tanya Lova.
"Kamu masih meragukan diriku tetapi kamu meminta bantuanku?" tanya Felicia sembari tertawa. "Kamu itu benar-benar luar biasa."
Felicia menarik minuman dingin di depannya. "Kalau memang kamu tidak mempercayaiku sejak awal, kenapa harus meminta bantuanku?" tanyanya lagi. Dia menjeda kalimat dengan menyebut minuman dingin itu.
Lova tidak memberi respons. Dia hanya tersenyum tipis lalu membuka dokumen di dalam genggamannya.