"Terima kasih untuk jamuannya, Mbak Lova." Mayya melangkah keluar dari ambang pintu. "Aku jadi merepotkan Mbak Lova."
Lova menggelengkan kepalanya. "Sama sekali tidak merepotkan. Aku malah senang kamu datang kemari dan langsung bertanya padaku," ucap Lova. Dia kembali menukas. "Jadi tidak ada salah paham di antara kita, itu yang aku inginkan. Lebih baik kamu berkata jujur padaku dan menemuiku langsung, kita bisa berbicara empat mata dan berdiskusi tentang ini."
"Aku yang jauh lebih bersyukur, karena Mbak Lova mau mendengarkan penjelasan dariku dan mau menerima kehadiranku hari ini. Aku tidak bisa menjelaskan betapa bahagianya hatiku, mendapati Mbak Lova tidak marah padaku." Mayya menutup kalimatnya.
Sekarang senyum yang terlukis di atas bibirnya, terlihat jauh lebih melegakan ketimbang tadi. Lova terus-menerus berusaha untuk meyakinkannya, Mayya termakan semua kata-kata bijak milik Lova.