"Haruskah aku memberikan selamat atas pernikahan kalian." Suara Felicia membuyarkan fokus Lova.
Dia tertawa. "Sayangnya pernikahan kalian sudah terlalu beberapa minggu yang lalu, atau bahkan bulan?" Felicia menaikkan kedua bahunya. "Aku tidak cukup peduli untuk menghitung berapa lama kalian sudah menikah."
Lova terdiam sembari menatapnya dengan aneh. Dia tidak mengerti kenapa perempuan ini tiba-tiba datang dan mengoceh tidak jelas begini.
"Intinya selamat atas pernikahannya." Felicia mengulurkan tangannya. Dia tersenyum manis pada Lova. "Aku tidak menyangka kalau kamu yang akan menjadi istrinya."
"Terima kasih." Lova menjawab seadanya. Dia kembali meneruskan aktivitasnya memilih buah-buahan segar di swalayan.
Pagi ini mendung. Namun, tidak ada tanda-tanda hujan akan turun selain langit gelap di atas sana. Pritam kembali sibuk pada aktivitasnya, dia kembali menjadi Lova yang sendiri dan mencoba untuk menyibukkan dirinya sendiri juga.