Mayya berlari menyusuri koridor rumah sakit. Tujuannya sekarang adalah menemui Lova. Dia ingin membuktikan bahwa kekhawatirannya yang tiba-tiba saja datang tanpa dasar yang jelas itu tidak benar-benar nyata.
Mereka baik-baik saja tadi, Lova tidak mengisyaratkan sesuatu dan bahkan dari pandangan matanya saja dia tidak menyembunyikan dendam dan amarah pada Mayya. Semuanya berjalan normal seperti biasanya.
"Mayya!" Suara seorang pemuda mencoba untuk menghadang langkah kakinya. Akan tetapi, Mayya mengabaikan panggilan itu dan tetap melanjutkan langkah kakinya.
"Mayya!" Ranu lantas mengejarnya. Dia berusaha meraih pergelangan tangan Mayya.
"Dari tadi aku memanggilmu." Ranu berbicara setelah dia berhasil meraih pergelangan tangan Mayya.
Keduanya saling memandang satu sama lain. Dalam sepersekian detik tidak ada yang berbicara. Sebelum akhirnya Mayya menganggukkan kepalanya dan melepas genggaman tangan Ranu darinya.