Mayya duduk di depan Lova. Pizza daging berukuran besar dihidangkan sesuai dengan pesanan mereka.
"Ngomong-ngomong kamu tidak apa-apa makan siang pizza alih-alih nasi?" tanya Lova. Sedari tadi Mayya hanya diam. Sepertinya dia memang sulit untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada di sekitarnya.
"Tidak masalah. Aku malah jadi merasa tidak enak karena merepotkan."
Lova menggelengkan kepalanya. "Berhentilah berbicara begitu. Kamu sama sekali tidak merepotkan kita." Lova mendorong Pizza mendekati Mayya. "Makanlah. Pizza itu yang paling enak di tempat ini."
Mayya mengangguk. Dia mulai memotong Pizza yang ada di depannya.
"Ngomong-ngomong kamu sudah tahu belum ...." Lova tiba-tiba saja menyela. Dia menatap ke arah Mayya.
Mayya mengerutkan keningnya sembari menunggu Lova melanjutkan kalimatnya.
"Ayah tiri kamu mendatangi kantor suamiku." Kalimat yang lepas dari celah bibirnya, tidak hanya membuat Mayya saja yang terkejut. Namun, juga Pritam yang duduk di sisinya.