Lova memandang suaminya dalam diam. Dia menunggu Pritam untuk berbicara, setidaknya menjelaskan apa yang terjadi jika memang dia tidak mau mengakui kesalahannya.
"Jika dia mati kamu akan jadi seorang pembunuh." Lova mengerutkan keningnya kepala dia tidak melihat perubahan ekspresi wajah Pritam. Suaminya sama sekali tidak menyesali apa yang sudah dia lakukan.
Lova menghela nafasnya panjang. "Aku tidak berbicara tentang kita," ujarnya. "Aku berbicara tentang anak kita di masa depan."
Pritam mulai menatapnya. Binar matanya masih dipenuhi dengan kemarahan meskipun Lova tidak tahu dia marah sebab apa. Pritam masih memilih bungkam atas permasalahannya bersama pria tadi.
"Aku tahu kamu tidak mungkin tiba-tiba memukulinya seperti itu tanpa sebab, tetapi kalau kamu bersikap ceroboh begitu terus kamu bisa dipanggil ke kantor polisi lagi untuk yang ketiga kalinya." Lova mengerutkan keningnya, dia benar-benar cemas dengan tingkah suaminya yang semakin menggila setiap harinya.