"Ternyata orangnya ada di depanku sekarang."
Pritam tidak bisa berkata-kata lagi seakan-akan dia sedang tertangkap basah. Padahal dia tidak melakukan kejahatan apapun yang berhubungan dengan pria di depannya, seharusnya dia tidak setakut ini.
"Kamu tahu apa yang paling mengejutkan dari fakta yang aku temui bahwa kamu membiayai seluruh biaya pengobatan istriku, Nak?" tanyanya.
Pritam masih kokoh dalam diamnya. Ia terus memandang Rian dengan penuh amarah. Rasa-rasanya di dalam hatinya dia ingin segera mengusir pria ini pergi dari hadapannya.
"Bahwa kamu sudah punya istri." Rian tertawa selepas mengutarakan kalimat itu, padahal tidak ada yang lucu dari fakta yang dia dapati.
"Memangnya kenapa jika aku sudah punya istri?" Pritam memberi penekanan pada akhir kalimatnya. "Itu bukan urusanmu."
Pritam hampir bangkit dari tempat duduknya, tetapi pria itu mencegahnya.
"Katakan padaku alasan kamu membiayai semua biaya pengobatan istriku?" tanya Rian.