"Lova?" Karan terkejut mendapati kehadirannya sekarang. Dia tidak menyangka kalau sore ini akan kedatangan tamu yang cukup mengejutkan dirinya.
"Kenapa datang ...." Karan langsung bisa membaca ekspresi wajahnya. "Ada masalah?" Karan langsung mengganti pertanyaannya.
Lova tidak memberi jawaban sama sekali dan dia hanya menundukkan pandangan matanya, seakan-akan tidak mau bertatapan langsung dengan temannya itu.
"Masuklah." Karan akhirnya mempersilahkan dia untuk masuk.
"Duduklah. Aku akan ambilkan minum." Karan langsung dengan sikap melakukan yang terbaik untuk menjamu tamunya hari ini. Lova jauh lebih penting dari siapapun.
Tak berselang lama, pria itu kembali lagi. Dia meletakkan secangkir teh di atas meja, sembari terus memperhatikan gerak-gerik perempuan di depannya.
"Sepertinya masalahnya cukup serius," ujarnya. Dia mencoba menebak dari raut wajah Lova.
Karan duduk di depannya. "Katakan apa yang terjadi? Kenapa kamu datang dengan ekspresi wajah begitu?"