Lova tersenyum tipis. "Apa yang kamu lakukan itu tadi berlebihan, dan jujur saja itu menimbulkan kecurigaan untukku."
"Lova." Pritam menghela nafas. "Kenapa kita jadi membicarakan hal seperti ini? Ini di luar konteks permasalahan."
Lova menggelengkan kepalanya. "Masih sama."
Lova menghela nafas panjang. Dia mengalihkan fokus pandangan mata tidak lagi menatap ke arah suaminya. Sepertinya dia benar-benar merasakan kejengkelan yang luar biasa, yang entah datangnya dari mana.
"Kamu mengenal dia dengan baik dan dia adalah teman kamu," kata Pritam. Dia berusaha kembali meraih fokus istrinya.
Pritam tidak mau menyerah begitu saja.
"Kalian akrab dan kalian mengenal satu sama lain. Kebetulan aku juga mengenalnya karena dia adalah karyawan di tempat pabrik yang aku dirikan dan aku pimpin," katanya. "Dia sedang hamil muda sekarang dan aku hanya mencoba untuk membantunya karena kebetulan kita berdua saling mengenalnya, meskipun hanya kamu yang akrab dengannya."