Lova mendekatinya. Tersenyum manis padanya. "Baru saja datang. Aku mendengar seseorang berbicara di dapur, jadi aku menghampirinya."
Pritam menatap Janti, sepertinya dia mulai was-was di sini. Takut jika malah pergi ke mana-mana.
"Aku selesai mandi dan kamu tidak ada di ruang makan," imbuh Lova lagi. "Jadi aku berpikir kamu berangkat kerja tanpa berpamitan."
Pritam manggut-manggut. "Air putih di meja makan habis, jadi aku mengambilnya."
Lova yang baru saja meletakkan sisa lauk di atas meja sudut ruangan kini menoleh. Dia menatap ke arah ibunya. "Ngomong-ngomong, ibu. Lova mau tanya ...." Dia sekarang memusatkan fokus pada ibunya dan mengabaikan keberadaan Pritam.
Janti mengangguk sekali. "Apa itu?"
"Ibu benar-benar tidak percaya sama Pritam?" Dia mengulas lagi.