Karan meletakkan segelas teh hangat untuk Ranu. Ya masih belum percaya kalau pemuda ini akan mendatanginya dalam keadaan seperti ini. Tentu saja itu membuatnya diam tanpa bisa berkata-kata, untuk sejenak dia berusaha mencoba untuk memahaminya. Sekiranya apa yang membuat pemuda ini menggila.
"Jadi secara teknis kamu adu jotos dengan kakakmu di tempat umum?" Karan berbasa-basi. Duduk tak jauh dari Ranu. Karan tidak henti-hentinya memandang seluruh luka yang ada di wajahnya.
"Di tempat yang sama seperti aku dulu ada jotos dengannya," imbuh Karan sembari menganggukkan kepalanya beberapa kali. Sepertinya dia serius tentang dirinya sedikit marah pada adik angkatnya ini.
Rani tidak banyak memberi jawaban, dia mengompres dirinya sendiri dengan air dingin dan handuk yang dipinjamkan oleh Karan malam ini.