"Aku tidak butuh pertanggungjawaban dari kamu!" Mayya berteriak, suaranya gemetar. "Kembalilah pada istri kamu dan tinggalkan aku."
Pritam menggelengkan kepalanya kemudian. "Jangan keras kepala. Aku menyarankan ini bukannya aku tidak bisa bersyukur atas kehamilan yang terjadi padamu. Jika itu adalah anakmu, maka itu artinya adalah anakku juga." Dia menatapnya dengan seksama. Berusaha untuk bersikap dewasa di sini, meskipun kegilaan sudah mulai menguasai 100% dalam dirinya.
"Keadaannya tidak mudah dan kamu tahu benar apa yang aku maksudkan," katanya lagi. "Statusku sekarang adalah suami orang, dan aku harus menjaga rumah tanggaku juga."
Mayya hanya diam sembari memalingkan pandangan matanya.
"Istriku sekarang juga sedang hamil dan kamu tahu benar hal itu." Dia sepertinya memohon pengertian darinya. "Untuk saat ini aku tidak benar-benar bisa bersamamu, aku harus menjaga Lova karena dia juga sedang hamil muda."