Pritam menyeringai. "Berhentilah mengada-ada dan lepas pergi dari hadapanku sebelum aku menghancurkan hidupmu, Pak Jodi." Dia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak pernah main-main dengan kalimatku."
Pria itu berusaha untuk mengintimidasinya. Dia ingin mengusir pria yang ada di depannya itu dengan cara yang tak biasa, tidak ada rasa hormat sedikitpun.
"Secara umumnya aku datang kemari bukan untuk menemui dirimu, Nak. Aku datang untuk menemui gadis yang sudah aku incar sejak dulu. Kamulah yang seharusnya tidak ada di dalam hidupnya, bukan aku." Tentu saja pria itu tidak mau kalah begitu saja. Jadi dia memutuskan untuk melawannya dengan caranya sendiri.
Pritam menyeringai kemudian. "Kamu mengatakan itu karena kamu belum mengenal siapa diriku, bukan?" tanyanya. "Haruskah aku memperkenalkan siapa diriku bersama dengan semua kehebatan yang aku punyai agar kamu mau mengerti?" Pritam mulai menatapnya dengan begitu tajam.
