Kantor polisi, wilayah setempat.
Lova berlari setelah mendapat kabar mengejutkan yang menyertakan nama suaminya. Dia tidak habis pikir kalau dirinya akan dipanggil karena sebuah alasan yang hampir saja membuatnya tertawa. Untung saja polisi yang menelpon yang mengatakan bahwa itu serius.
Dia berhenti tak jauh dari ambang pintu masuk menuju ruang tengah. Di sana dirinya melihat sang suami yang duduk bersama dengan satu lagi pria yang tidak asing untuk pandangan matanya. Karan.
"Permisi." Lova menginterupsi keadaan yang ada. Seluruh fokus pandangan mata tertuju padanya sekarang.
Kedua pria yang duduk berdampingan menoleh padanya. Alangkah terkejutnya tatkala dia melihat wajah mereka yang dipenuhi dengan luka lebam, babak telur sehabis saling pukul satu sama.
"Saya wali mereka," katanya pada petugas.
"Syukurlah jika kamu segera datang," sahutnya. "Duduklah dan aku perlu surat jaminan darimu." Dia menunjuk kursi kosong yang tidak jauh dari Karan dan Pritam.