Dia tidak menyangka kalau dirinya akan terbangun di atas ranjang berselimutkan perselingkuhan. Tidur dengan suami orang bukan bagian dari rencana hidupnya, bahkan membayangkan saja dia tidak berani.
Mayya berjalan gontai menuju dapur rumah sewanya. Pikirannya masih berkecamuk hebat tentang sebuah penyesalan yang ada di dalam hatinya. Seharusnya dia tidak bodoh dan seharusnya dia tidak mengizinkan pria itu masuk semalam.
Sekarang semuanya sudah terlanjur. Dia tidak bisa apa-apa selain menerima kebodohannya.
"Aku akan pulang," katanya pada Mayya. Di balik ambang pintu suara itu berasal.
Mayya tidak mau menggubris Pritam. Dia mengabaikan kalimat pria itu dan melanjutkan aktivitasnya untuk mengambil segelas air minum, melegakan tenggorokannya yang sudah kering.
"Mayya," panggil Pritam. Dia mencoba untuk berjalan mendekat, tetapi sayangnya langkah kakinya itu dideteksi oleh Mayya.
