"Benar mengantarkan hanya sampai di sini?" Pritam mengulangi kalimatnya. Sebenarnya dia tidak rela kalau menurunkan Lova di pinggir jalan begini. Namun, gadis itu keras kepala. Katanya dia akan mampir sebentar di apotik tepi jalan rusunawa. Akan aneh rasanya kalau dia harus kembali turun dari lantai atas setelah mendapati Pritam pergi dari ambang pintu kamarnya.
"Kamu juga harus kembali ke Black Mouse, aku yakin kekacauan di sana perlu di tangani." Lova melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia mendapati larut malam akan datang. "Karyawan kamu juga pasti menunggu jawaban dari kamu atas apa yang terjadi. Itu jauh lebih penting dari mengantarkan aku ke apotek yang di sana," ujar Lova seraya menunjuk satu-satunya bangunan yang bersinar terang tak jauh dari posisinya berdiri.
Pritam manggut-manggut. "Baiklah jika itu mau kamu. Kabari aku besok pagi, aku ingin mengajak berkencan."
Dasar pria aneh! Seharusnya dia tinggal datang saja.