Lova meletakkan gelas di atas meja. Sekarang ini pandangan matanya hanya tertuju pada Pritam.
"Bagaimana jika ternyata ada kenyataannya aku benar-benar tinggal bersama seorang pria di sini?" tanyanya.
Pria itu hanya tersenyum tipis setelah mendengar kalimat yang keluar dari celah bibir Lova. Tentu saja sulit percaya melihat kepribadian gadis ini. "Mungkin jika dengan pamanmu itu akan masuk akal."
Lova seakan-akan menyerah pada kalimatnya sendiri. Dia juga tidak akan mau berdebat atau mempermasalahkan masalah yang dirinya tahu bahwa dirinya tidak akan menang dalam perdebatan itu.
"Baiklah aku mengaku, biasanya Nike tidur di sini dan menggunakan barang-barang yang ada di sini. Jadi aku selalu membeli satu pasang." Dia mencoba untuk tersenyum senatural mungkin sebagai penutup kalimatnya.