Pritam pada akhirnya memberhentikan laju mobil. Dia berhenti di sisi jembatan layang, dan menepikan mobil mewahnya di sana.
Lova sepertinya butuh udara segar dan tempat seperti ini untuk menetralkan kembali pemikirannya. Setidaknya dia bisa memahami konsep itu, dia juga manusia biasa yang terkadang butuh waktu luang untuk mengistirahatkan pikirannya yang terkesan begitu jenuh dengan keadaan kota yang begitu riuh.
Pritam menatap ke arah gadis yang ada di sisinya. Sepertinya dia benar-benar mencoba untuk menikmati suasana yang ada sekarang. Menatap aliran sungai yang ada di depannya, dengan permukaan yang begitu tenang di dini hari.
"Aku biasanya ke sini Jika pikiranku sedang buyar dan hatiku sedang kacau," ucapnya kemudian. Dia memulai pembicaraan dengan gadis yang ada di sisinya. Mencoba untuk lebih akrab meskipun dia tahu kalau Lova dipenuhi dengan pemikiran-pemikirannya yang entah sekacau apa sekarang.