"Jadi ... ini yang membuat dirimu sibuk beberapa hari belakangan, Mbak Lova?" Mayya tersenyum. Meskipun sejujurnya hatinya sedang menangis sejadi-jadinya. Dia tidak menyangka kalau hari ini benar-benar akan datang. Perempuan ini benar-benar akan menikah dengan pria yang sudah mengambil keperawanannya dan menjadikan dirinya sebagai pemuas nafsu selama beberapa tahun terakhir. Bisa dikatakan kalau pria itu juga mantan kekasihnya mulai detik ini, di mana putusnya hubungan mereka dilakukan secara sepihak dan mendadak. Semuanya diputuskan oleh waktu yang datang. Keadaan inilah yang menjadi dasar alasannya, meskipun pada dasarnya dia masih mencintai Pritam. Dia benar-benar gadis yang bodoh, jelas-jelas pria itu hanya memanfaatkan dirinya saja.
Lova manggut-manggut. Tentu saja suasana seperti ini membuat mereka sangat canggung satu sama lain, dia tidak berani menatap ke arah lawan bicaranya. Apalagi ke arah pemuda yang datang membawa dua untuk menemani perbincangan mereka siang ini.
