"Makhluk itu mencatat perilaku manusia dengan rapi. Perlukah aku melakukan perhitungan sengit dengannya dan memohon pada Tuhan untuk membantuku hidup damai?"
Alrik diam, pun Andrea dan Mark. Keduanya menundukkan kepala, bingung akan saran apa lagi yang dapat mereka berikan pada dua pria bernasib sama itu.
"Sejak dulu kita bahkan seorang religius, Svard," ujar Alrik. "Bukan hanya kau yang berbuat baik selama hidupmu, tapi banyak orang. Namun, Tuhan pun tidak mentoleransi kesalahan tertentu yang dilakukan manusia, apalagi jika itu membuat kita berpaling selamanya."
"Tapi bukan kalian yang mengawali semua itu." Andrea menyambung, membuat Alrik menatapnya tajam kembali. "Ya, memang ibuku. Tapi kami terlibat sebagai saksi hidup yang diam saja, menurut begitu saja."