Begitu sulit bagi Svard membujuk Andrea agar gadis itu makan. Memang, makanan rumah sakit tidak enak, dan Svard sudah menawarkan ini dan itu agar minimal Andrea memakan sesuap roti. Wajahnya sungguh pucat, dan tubuhnya lemas. Svard juga tahu Andrea menangis sepanjang malam hingga matanya menghitam seperti itu.
"Jika kau tidak mau berbicara padaku, baiklah, aku akan pergi. Tapi tolong sekali saja, makan makananmu."
Perlahan Svard mulai putus asa, tapi ia tidak bisa membiarkan kekasihnya seperti ini. Svard tidak marah, ia memahami perasaan Andrea yang terpukul dengan takdir bahwa ia harus membunuh kekasihnya sendiri. Itu tidak pernah bisa dikatakan mudah oleh siapa pun, bahkan mungkin oleh psikopat sekali pun.
"Kau mengancamku… akan melakukan sesuatu jika aku celaka lagi…" gumam Andrea, menatap Svard nanar dibarengi emosi. "Tega sekali kau mengatakan hal itu padaku, padahal baru saja, dengan amat jelas, aku melihat sosok jiwaku di masa lalu yang berakhir tragis di dunia ini."
