"Tapi, kenapa hubunganku dengan seorang pria selalu berakhir mengenaskan? Aku juga ingin memiliki hubungan yang langgeng seperti kamu. Huaaaaaa," Rara kembali menangis histeris. Dia tidak peduli jika menjadi tatapan teman-temannya. Hatinya kini sedang hancur. Bahkan lebih hancur dibandingkan pertemuan terakhirnya dengan Tio malam itu.
"Sudahlah, sekarang kita makan siang dulu. Setelah itu, kamu bisa menceritakan semuanya padaku dengan perasaan tenang." Gendhis membantu Rara berdiri dan mereka pun berjalan bersama menuju toilet untuk membiarkan Rara membasuh wajahnya terlebih dahulu.
"Apa benar, mantan kamu tentara juga?" Keduanya kini sudah berada di kantin dan sedang menantikan makanan pesanan mereka diantarkan.
"Ya, dan jangan tanyakan siapa namanya. Karena kami sudah putus jadi tidak ada gunanya lagi diungkit-ungkit." Ucap Rara dengan suara masih serak setelah menangis cukup lama.