Tidak terasa, dua jam sudah Erlangga berlari dari ujung ke ujung. Pria itu berhenti melepas lelah di sebuah kursi yang terbuat dari besi dan memang disediakan untuk umum. Erlangga mengelap keringat yang membasahi leher, wajah, dan tangannya dengan handuk kecil yang dia bawa. Napasnya yang masih tersengal-sengal, perlahan mulai kembali normal. Pria itu menyandarkan punggungnya di belakang kursi, sambil meluruskan kedua kakinya.
"Minum, Erl." Seorang pria dengan pangkat diatas Erlangga tiba-tiba menghampiri Erlangga dari belakang, dengan pakaian olahraga juga. Pria itu memberikan satu botol minuman mineral dingin. Erlangga pun menyambutnya dengan senang hati.
"Terima kasih, bang," Jawab Erlangga ketika melihat seniornya yang beda kapal itu. Kebetulan kapal masing-masing sedang bersandar di dermaga yang sama.
"Kapal kamu baru datang ya?" Tanya pria bernama Rulan tersebut.
"Iya, bang. Abang sudah sejak kapan?" Tanya Erlangga lagi.