"Halo," Bahkan Gendhis tidak tahu jam berapa ini. Masih dengan mata tertutup, Gendhis menjawab telpon entah dari siapa.
"Sayang, apa kamu sudah tidur?" Suara pria yang sangat dikenalinya dan juga panggilan khas yang disematkan untuknya dari seseorang, memaksanya untuk membuka matanya. Gendhis menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengembalikan kesadarannya meski hanya sepersekian persen. Wanita itu melihat jam di layar ponselnya, menunjukkan pukul dua belas lewat sepuluh menit. Nama yang tertera di layar adalah 'Mas Erlangga'. Untuk sesaat Gendhis terdiam dan lamunanya buyar ketika suara Erlangga kembali memanggilnya. "Sayang,"
Gendhis turun dari kasur dan berjalan menuju sofa panjang yang ada didalam kamar hotel tersebut. Dia tidak ingin membangunkan anak tampannya yang sedang tertidur pulas.
"Kamu dimana sekarang, mas?" Tanya Gendhis balik.
