Akhirnya, Eko setuju untuk bertunangan terlebih dahulu lalu mereka akan menikah begitu Batari muda menyelesaikan kuliahnya dengan benar. Tepat satu bulan setelah acara wisuda, Batari dan Eko melangsungkan pernikahan di rumah Batari. Semua senang karena keinginan orangtua dan Batari bisa terealisasi tanpa banyak drama. Batari sangat beruntung bisa bertemu dengan Eko yang mengenalnya dengan baik luar dan dalam.
Tanpa terasa, air mata menetes di pipi Batari dan membasahi bantal yang sedang ditidurinya. Bahkan Batari masih merindukan almarhum suami yang selalu ada di pelupuk matanya hampir dua puluh empat jam itu. Batari terbangun begitu terdengar kumandang adzan Subuh. Wanita yang sudah memiliki tiga cucu itu langsung duduk dengan matanya yang masih sembab. Batari memegang pipinya yang basah oleh air mata. Dia tidak sadar kalau dia memanggil-manggil nama almarhum suami dalam tidurnya.
TOK TOK TOK!
