"Kenapa kamu tidak pulang saja sekarang?"
"Aku butuh kopi agar aku tidak mengantuk dijalan nanti." Sergah Erlangga. Gendhis mengatupkan bibirnya. Dia pun merebus air dan mulai menyiapkan kopi hitam kesukaan mantan suaminya itu.
"Apa kabar kamu selama ini? Pasti berat sekali harus tinggal di negara orang sambil membesarkan seorang anak." Erlangga membuka percakapan sambil menunggu kopinya selesai dibuat.
"Tidak ada yang berat karena aku menyukai pekerjaan dan juga keluargaku. Aku bisa hidup dengan tenang disini bersama Abi dan Bimo juga Arkha." Ucap Gendhis, dengan kedua tangan dilipat didepan dada, Gendhis menatap lawan bicaranya dengan lurus tanpa ekspresi.
"Syukurlah kalau kalian bisa hidup tenang. Tapi tetap saja, aku merasa sangat bersalah karena telah meninggalkan kalian tanpa kejelasan." Jawab Erlangga.
