"Oh itu. Kamu tidak usah pikir macam-macam. Yang penting dia sehat dan tidak kekurangan apapun, itu sudah cukup buat dia. Tapi, kalian justru setelah menikah malah banyak berjauhannya." Ucap Batari dengan senyum penuh keibuan. Gendhis tersenyum lebar, tanpa memperlihatkan giginya.
"Andaikan mami tahu kalau mas Erlangga sedang menghadapi perempuan ular disana. Andaikan aku tidak disibukkan dengan urusan butik dan tega meninggalkan Abi disini, ingin rasanya aku kesana dan membantu mas Erlangga menghadapi perempuan tidak tahu malu tersebut." Gumam Gendhis sambil menyuap satu sendok nasi beserta sayuran kedalam mulutnya.
"Bagaimana butiknya, Ndhis? Sepertinya semakin baik dan berkembang pesat. Mami sempat melewati ruko kamu kemarin siang sepulang dari belanja. Ruko kamu sekarang paling luas dan cantik dibandingkan sekitarnya." Ucap mami bangga.
"Iya mi, Alhamdulillah. Semoga butik kami menjadi lebih terkenal dan lebih banyak orderan lagi." Jawab Gendhis.