Suara-suara erotis, erangan, lenguhan, dan semua kenikmatan duniawi, seolah-olah hanya milik sepasang pengantin baru yang besok akan terpisah jarak dan waktu, dan entah kapan mereka akan bertemu kembali.
Rara merasakan kalau Tio sangat lembut memperlakukannya kali ini. Tidak seperti biasanya yang terburu-buru dan terkesan sedikit liar. Kali ini Rara merasa kalau Tio sangat lembut seperti orang yang memiliki waktu panjang untuk menikmati malam panjang ini.
Dua kali sudah Rara mencapai klimaks. Napasnya tersengal-sengal, tubuhnya sudah lemas karena bergetar hebat setiap klimaks. Namun, Tio belum juga memasukkan kejantanannya.
"Apa kamu menginginkanya, sayang?" Bisik Tio pada istrinya yang sepasang matanya sudah sendu.
"Tio, jangan hanya bermain jari di kewanitaanku. Cepatlah! Aku sudah tidak kuat lagi." Rara memelas meminta Rio untuk menyudahi foreplaynya.