"Aaaarggghhh. Aku mau sendiri. Jangan ikuti aku!" Roro pergi tergesa-gesa meninggalkan asistennya yang lagi-lagi dibuat bingung dengan sikap perempuan yang akhir-akhir ini sangat aneh. Kadang senyum sendiri, marah sendiri, nangis sendiri, dan bicara sendiri.
Roro berjalan tergesa-gesa menuju toilet untuk membasuh wajahnya dan menenangkan diri. Sungguh sebenarnya dia kesal ketika melihat istri dari Erlangga. Roro mengira kalau istri dari seorang tentara hanyalah perempuan yang pasrah, menerima, dan tidak punya karakter. Siapa sangka kalau istri pria yang dicintainya ternyata perempuan yang punya prinsip, memiliki usaha sendiri, dan punya karakter yang kuat diluar namun lembut didalam. Jalannya semakin sulit untuk mendapatkan perhatian Erlangga namun bukan berarti tidak bisa.