"Akhirnya mas Erlangga ditemukan dalam keadaan selamat. Andaikan aku tidak menangani kasus penting, aku akan terbang kesana langsung menjemput mas Erl." Jawab Angger dengan nada bersemangat. Seragam coklat yang masih melekat ditubuhnya, dibiarkan untuk sementara waktu sebelum dia menuju ke kamarnya untuk berganti baju.
"Terima kasih banyak ya, Ngger. Mba tidak tahu harus bagaimana kalau tanpa kamu dan keluarga. Kalian selalu support mba dengan tulus." Ucap Gendhis dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan begitu, mba. Keluarga memang harus saling mendukung, tanpa harus diminta terlebih dahulu. Kalau begitu, aku mau ke kamar sebentar ya mba." Jawab Angger.
"Iya. Oya, mood istrimu pasti lagi naik turun kalau sedang hamil. Kamu yang sabar ya." Senyum Gendhis tidak bisa membuat hati seorang suami menjadi tenang dan stabil.
"Iya mba," Angger berjalan masuk kedalam kamarnya, menyusul Sandra yang sudah berada disana lebih dulu.