"Gendhis, Abi, aku sayang kalian. Apapun yang terjadi, aku sayang kalian berdua. Papi, mami, Angger. I love you … all." Bibir Erlangga komat kamit melantunkan ayat syahadat untuk menenangkan hatinya. Semua anggota kru kapal yang lain pasrah dengan isi hati mereka yang berkecamuk dan membayangkan orang-orang tercinta di pelupuk mata.
Langit yang semula cerah dan tenang, kini mendadak ramai mencekam. Berita tentang tsunami yang terjadi di perairan kota X, beritanya langsung tersebar bahkan hingga ke mancanegara.
"AHHHHH, ERLANGGA! BAGAIMANA DENGAN ERLANGGA?" Batari tidak kuasa menahan panik dan bingungnya. Sang anak semalam masih mengabarkan dimana kapalnya berada. Dan, itu berada tepat seperti yang diberitakan. Gendhis sudah langsung terjatuh duduk sambil menahan kesadarannya. Matanya tidak berkedip, dan tangannya menutup mulutnya agar tidak menangis.