"Aku akan mulai tinggal dengan mami dan papi, sebelum kamu pergi." Jawab Gendhis dengan senyuman tipisnya. Erlangga menyudahi makan malam dan berpindah duduk disebelah sang istri yang sejak tadi hanya mengaduk-aduk nasi yang ada didalam piringnya.
"Kemarilah," Erlangga menarik tangan sang istri dengan penuh kelembutan.
"Jangan katakan, aku harus tabah, sabar, dan menerima kenyataan menjadi seorang istri prajurit harus ini itu. Karena aku sudah tahu itu dan aku sudah pernah merasakan bagaimana ditinggal lama." Ucap Gendhis pada pria yang membuatnya duduk diatas pangkuannya. Erlangga tersenyum mendengarnya.