Ruangan tamu sudah disiapkan berserta kasur dan kain penutupnya. Jenazah ibu Dewi dibawa masuk keruang tamu dengan dibopong Arkha, Bimo, Angger, dan seorang tetangga lainnya. Semua tetangga menangis sedih. Gendhis keluar dari kamar dipapah oleh Batari, dengan Abimana dititipkan sebentar ke salah satu tetangga untuk menunggu di kamar.
"Tabahkan hatimu, nak. Doakan ibu beristirahat dengan tenang disana." Bisik Batari pada menantunya yang tampak sangat terpukul. Mata Gendhis sembab karena menangis tidak henti sejak tadi.