"Huft, sepertinya tante terus keras kepala dan merasa anak tante tidak bersalah sama sekali. Kalau begitu, tante urus saja langsung dengan polisi yang menangani kasus ini. Aku tidak ikut terlibat didalamnya. Dan, AKU … pastikan Wita dan komplotannya akan mendapatkan hukuman yang sangat setimpal. Aku jamin itu!" Angger meninggalkan Indri yang semakin keras menangis.
Batari tidak bsa berbuat apa-apa. Dia sangat memaklumi Angger yang bersikeras untuk melanjutkan kasus ini sampai tuntas. Anaknya hampir saja kehilangan tunangannya. Dan, itu semua karena ulah Wita. Namun, baru saja dia ingin menyusul anaknya kedalam, tiba-tiba ada suara yang dikenalnya memanggilnya dari arah belakang.
"Nenek Wulan?" Batari sangat terkejut melihat kedatangan wanita usia lanjut itu yang tergopoh-gopoh datang dengan tongkat di tangan kanannya.