"Assalammualaikum, nenek." Suara ramah dan hangat menyapa gendang telinga Wulan dan Sandra.
"Wa'alaikumussalam. Apakah itu … Batari?" Wulan memicingkan matanya meski sudah memakai kacamata.
"Nenek Wulan, apa kabarnya?" Batari dan Gendhis sempat terkejut melihat Sandra yang duduk disebelah Wulan, begitu juga Sandra yang tidak menyangka ada calon ibu mertua dan calon kakak iparnya yang datang.
"Batari? Benar bukan? Apa kabar kamu? Lama tidak berjumpa." Wulan senang sekali bisa bertemu kembali dengan perempuan yang sudah dianggapnya anak sendiri. Batari sering mengunjunginy saat anak-anaknya masih kecil. Seiring dengan berjalannya waktu, kesibukan Batari menemani suami dan anak-anaknya membuatnya tidak pernah lagi mengunjugi nenek Wulan.
"Aku baik-baik saja. Dan, sepertinya … nenek juga sehat-sehat selalu. Alhamdulillah," Ucap Batari setelah mencium punggung tangan wanita yang sudah dianggapnya ibu angkat.
"Dan, ini siapa?" Wulan menunjuk Gendhis dengan perut besarnya.