Para dayang di luar kandang tertawa gelak.
"Ha-ha-ha. Manusia tidak tahu diri. Sekarang dia rasakan keganasan Goligo!"
"Ha-ha-ha! Aku tak sabar melihat dia dikuliti!"
"Iya. Aku mau tahu apa Goligo menyukai persembahan kita ini!"
"Kita lihat saja!"
Para dayang itu mencari tempat duduk yang strategis.
Melihat ke kandang raksasa itu seperti menonton di gedung bioskop.
Di dalam kandang,
Karin merasa aneh.
"Siapa mereka? Mengapa mereka mengikat ku seperti ini?" Karin merasa perih menggigit pada tangan dan kakinya.
"Tali apa ini? Sial! tali ini membuatku kehabisan tenaga!"_
Karin berusaha. melepaskan diri. Tidak bisa. Tali gaib itu terlalu kuat.
Tiba-tiba Karin merasakan perubahan suasana di sekitarnya.
Karin tidak paham berada dalam kandang. Dia seperti berada dalam gelembung raksasa, luasnya tak berbatas dan tingginya tak terukur.
"Tempat apa ini?! Hutan! Di sini ada hutan?" Karin bingung kenapa tiba-tiba dia berada di hutan lebat. Memang aneh. Kandang itu berubah menjadi hutan mayapada yang maha luas. Pohonnya tinggi-tinggi dan besar-besar.
"SRAKK SRAPP!"
Karin merasakan kibasan angin besar di udara.
"APA ITU?!"
Karin ketakutan setengah mati. "Burung Raksasa!"
Seekor burung raksasa berwarna biru dan berkepala Naga terbang cepat dari ketinggian menuju belukar tempat Karin berada.
"TIDAK!"
Karin ingin bersembunyi,tali apa daya, dia kehilangan tenaga.
Karin mengingat dengan cepat, dari kitab di perpustakaan tentang makhluk mitologi raksasa
"Itu Goligo, sejenis burung Garuda dengan Naga, berwarna biru. Menurut hikayat Goligo itu berasal dari telaga biru gunung berapi. Goligo berumur 300 tahun, makhluk ini merupakan hewan tunggangan ratu Mustika. Ya Tuhan! Makhluk itu ingin menerkam ku! Apa mereka menjadikan aku makanan burung itu? Keterlaluan, Ratu Mustika berjanji melindunginya hingga Zaenab kembali, tapi mereka malah menjadikan santapan rohani makhluk itu. Tidak. Aku harus melakukan sesuatu...!"
Karin memejamkan mata, membaca mantra.
Goligo terbang rendah siap menerkam Karin.
Di luar kandang, para dayang tegang. Goligo sudah lama tidak di beri makan.
"Lihat, Goligo mengendus-endus budak itu?'
"Ha-ha-ha! Goligo pasti senang mendapatkan jiwa dari luar!"
"Kalau dia suka, dia akan menghisap jiwanya, namun bila tidak, dia akan mencabik-cabik jiwa budak itu, hingga dia tidak bisa kembali ke dunia manusia!" jelas dayang utama.
"APA YANG TERJADI!!;"
Mereka berhenti tertawa,
Mereka berharap Galigo segera memakan Karin.
Tidak terjadi.
Galigo mematuk -matuk tangan dan kaki Karin, tapi bukan untuk memakannya, melainkan untuk melepas ikatan pengikat gaib itu.
"Galigo membebaskan budak itu!"
Para dayang itu terkejut tak percaya,
"Mengapa bisa begini?"
"Dia menaklukan Galigo!"
"Hey lihat... budak itu.... dia naik ke punggung Galigo?"
"Apa yang terjadi? Apa dia penakluk hewan?"
"DIA PENAKLUK HEWAN!"
Penakluk hewan adalah keahlian terhormat di negeri itu. Seseorang yang memiliki kemampuan penakluk hewan di beri penghormatan dan menjadi penasehat raja/ratu.
Mereka membuat kesalahan.
"Tidak. Ratu pasti akan menghukum kita!"
Para dayang itu ketakutan, tapi mereka tidak berani masuk kandang itu, salah-salah malah mereka yang di makam oleh Galigo
"Orang itu... dia mengambil Galigo!"
kata dayang itu dengan penuh penyesalan.
Tidak ada orang yang bisa menaiki Galigo, selain ratu Mustika. Sekarang hewan itu dinaiki orang lain. Berarti dia adalah pemilik baru Galigo!
"Demi alam semesta, sekarang aku mengerti... mengapa ratu mengistimewakan dia!" Dayang itu berkata dengan air mata.
"Galigo... bawa aku pergi dari sini!"
"KUAAKK!" Galigo menjawab dengan kepakan sayap.
Detik berikutnya, Karin sudah berada di atas hutan mayapada itu, lalu pergi meninggalkan istana ratu Mustika.
Para dayang itu duduk berlutut di tanah. Menangis. Penyesalan mereka tiada guna. Setelah ini mereka akan menerima hukuman dari ratu Mustika. Mereka mungkin akan dijadikan budak, lebih buruk lagi, mereka akan menjadi santapan rohani hewan lainnya.
Di luar istana, para pengawal kerajaan menolak kedatangan Zaenab.
"Ratu sedang tidak ada! Kami tidak diperkenankan menerima tamu!"
Para pengawal itu tidak tahu dengan kejadian di istana.
Mereka tidak tahu kalau Karin telah mengambil alih tunggangan ratu. Seluruh penghuni istana itu dalam masalah. Mereka semua akan di hukum.
Zaenab meninggalkan gerbang istana. Dia berdiri di tepi danau, ambang batas alan manusia dan alam gaib.
"APA ITU?"
Zaenab terperanjat
"Burung Naga!" Zaenab panik. Galigo terbang menuju ke arahnya.
"KAK ZAINAB!!!"
Karin melompat turun dari Galigo.
"KARIN!" Zainab sepert bermimpi. Karin naik burung Garuda itu!
"Kak Zainab...ayo kita pulang?"
"Apa?!" Zainab gugup. Karin tertawa.
"Kita bisa pulang sekarang!"
"Tidak. Kita tidak pulang!"
"Kenapa?" Karin bingung.
"Aku mendapatkan tubuh untukmu!"
"'Tubuh untukku!" Karin gembira. Hari ini dia mendapatkan dua kegembiraan, mendapatkan tubuh baru dan kendaraan untuk pulang.
"Kak Zaenab... Aku minta permata zamrud mu?"
"Untuk apa?" Zainab bingung
"Berikan saja!"
"Baiklah!" Zainab memberikan cincin zamrud miliknya.
Karin berkata ke Galigo
"Galigo. Masuklah ke sini!"
Galigo mengepakkan sayap, selanjutnya makhluk gaib itu berubah menjadi asap masuk ke cincin zamrud di jari Karin.
"Sekarang... kamu yang masuk ke cincinku, kita rumah sakit!"
Karin melompat masuk ke cincin Zainab.
***
Medicana International Ankara, Turki.
Zaenab tiba di ruang perawatan intensif.
Selama beberapa hari di Ankara, Zaenab memutuskan kursus menjadi perawat orang sakit di rumah. Dia berkesempatan merawat pasien di Medicana International.
Di sanalah dia berkenalan dengan keluarga Alara Yilmaz. Keluarga Yilmaz merupakan salah satu keluarga kaya di Turki. Selain kaya keluarga ini juga terkenal.
Sayangnya nama baik keluarga ini sedikit tercoreng karena salah seorang putri mereka berusaha bunuh diri.
Alara Yilmaz, 23 tahun, terlahir sebagai gadis cantik yang pendiam. Tunangannya Zein Heflin, memutuskan pertunangannya setelah sembuh dari koma akibat kecelakaan.
(Pada bab sebelumnya, Karin Bertemu dengan Zein Heflin dalam mimpi. Zein Heflin tersesat, mengikuti Karin hingga ke Indonesia. Nyonya Ana, Ibunda Karin, mengembalikan Zein Heflin ke Turki).
Alara Yilmaz yang lemah hati minum racun. Nyawanya hampir meninggal kan raganya. Zaenab datang tepat waktu. Tiga menit setelah dinyatakan meninggal, Alara Yilmaz bangkit kembali.
Nyonya Mumtaz Yilmaz, ibundanya Alara Yilmaz melompat dari kursinya saat melihat putrinya yang cantik membuka kain putih yang menutupi wajah Alara Yilmaz.