Kebahagiaan kini dirasakan oleh keduanya. Aqsa merasa lega karena dia sudah melakukan tugasnya sebagai suami. Kemesraan terjalin antara keduanya.
Madina bangun dan Aqsa melihat bercak darah di sprei. "Pasti sangat sakit ya 'kan?" Aqsa segera bangun dan memakai sarung.
"Tidak Kak ... nggak papa." Madina melihat kecemasan dari raut wajah Aqsa. Aqsa sangat gugup.
"Aku ingin membuatmu nyaman setelah salat subuh kita out dari Hotel ini."
"Emmm. Aku terkejut." Madina tidak menduga jika Aqsa membawa tubuh istrinya ke kamar mandi. Madina menatapnya penuh perasaan. Dia merasa malu, lalu menyembunyikan diri dada suaminya. Tubuhnya masih melayang di atas lengan suaminya.
"Sebenarnya ada waktu libur dua hari, tapi aku juga tidak nyaman berada di sini. Bagaimana kalau kita tour. Pergi ke tempat-tempat indah dengan mobil. Tidur juga di mobil. Apa kau mau?" Aqsa berbicara tanpa menatap istrinya.
"Dengan senang hati," kata Madina menaikkan wajah lalu mencium pipi Aqsa tanpa permisi.