"Apakah waktu kalian begitu luang hingga bisa 'temu janji' di sini?" tanya Deon dengan dingin.
Gleg!
Ketiga pelayan wanita itu secara bersamaan meneguk air liurnya masing-masing. Tatapan Deon yang begitu dingin, benar-benar membuat jantung sulit untuk berdetak.
Salah satu dari mereka mencoba memberanikan diri angkat bicara, "Tu-tuan muda-"
Namun, Deon dengan cepat menyela ucapan itu, "Masih tetap di sini? Apakah bibi Anya perlu memberikan pekerjaan tambahan untuk kalian?" ucap Deon lagi dengan tatapan mematikan.
Sontak ketiga pelayan wanita itu bergegas berlari terbirit-birit.
Setelah para pelayan itu menghilang dari pandangan, Deon menatap Richard dengan permohonan maaf, "Dokter Richard, mohon maaf sekali, Anda harus melihat lelucon yang tidak berfaedah di sini. Sunguh-sungguh minta maaf."