Yolanda mengangguk-angguk antusias, seperti anak yang akan diberi hadiah. Padahal wajahnya akan dicakar.
"Satu... Dua... Tiga..." Rully menggerakkan tangan Rose yang memiliki kuku cukup panjang ke pipi kiri Yolanda.
"Sshhh.." Yolanda meringis merasakan pipinya pedih.
"Di sini juga, Kesatria Rully," tunjuk Yolanda pada pipi kanannya.
Rully menurut. Yolanda terus memberinya instruksi seperti mengacak-acak rambutnya dengan tangan Rose, menarik kerah gaunnya hingga sedikit melar, dan lain-lain.
"Sekarang giliran para pria ini," gumam Rully.
"Apakah ini benar tidak apa-apa, Nona? Luka dari belati pasti lebih sakit."
Masih dengan senyum percaya diri, Ya panda mengangguk, "tidak apa-apa. Tolong lakukan, Kesatria Rully."
Rully melirik Julian, dan pemimpinnya itu menganggukkan kepala.
"Baiklah. Saya akan mulai, tolong tunjukkan dimana saja Anda ingin terluka."