Suara Arabella yang memanggil namanya, dengan wajah tersenyum yang diterpa cahaya dari bawah sana dan juga bulan purnama malam ini.
Kilasan ingatan buram tiba-tiba terputar di kepala Ravino.
'Arabella... bukankah duduk di sini menyenangkan? Terima kasih sudah mengajakku ke sini,' ucap sebuah suara yang Ravino yakini itu suaranya sendiri.
'Di sini memang menyenangkan, tapi sejak ada Ravie yang menemaniku di sini, segalanya menjadi jauh lebih menyenangkan,' balas seorang gadis dengan nada merdu dan senyum manis. Persis.. seperti Arabella.
'Ravie adalah orang yang paling ku sayangi!'
Hanya beberapa kalimat yang terdengar di kepala Ravino, tapi hatinya terasa diremas-remas hingga nyeri.
"Ravino?!" Arabella memanggil Ravino agak kuat karena pria itu tiba-tiba menatap kosong ke arahnya.
"Ah, maaf," lirih Ravino yang tersadar dari lamunannya.
"Anda tidak apa-apa?" tanya Arabella pelan.
Ravino mengangguk dan tersenyum, namun matanya tampak berkaca-kaca.
