Mulut Welia ditutup oleh Riana dan diseret paksa keluar dari kamar Arabella. Gemuruh para pelayan yang berbisik-bisik dengan nada rendah terdengar di telinga Arabella.
'Itulah yang ku mau. Banyak saksi yang mendengar dan melihat tindakan Welia. Tapi aku sama sekali tidak menduga bahwa Welia akan keceplosan seperti itu,' pikir Arabella.
Ravino berdeham pelan, "maaf, saya rasa saya sudah bisa kembali ke Kuil sekarang," ujarnya pelan.
"Ah, benar..." Orchidia menyeletuk, "terima kasih, Priest. Maaf merepotkan Anda di pagi-pagi buta seperti ini," ucapnya.
"Tidak masalah. Sudah kewajiban saya untuk menolong orang-orang yang membutuhkan kekuatan saya, Nyonya," Ravino menarik sudut bibirnya membentuk senyuman cerah.
"Saya pamit dulu, Nyonya dan Nona-nona," pamit Ravino.
"Baiklah. Sampai jumpa di lain waktu, Priest." Orchidia membalas dengan nada lembut yang mengalun indah, "Nella, tolong antarkan Priest Ravin ya!"
Nella mengangguk, "mari Priest Ravin," ajaknya.