Setelah menempuh perjalanan dari bukit belakang rumah, akhirnya Ravino dan Arabella tiba di balkon kamar gadis itu.
"Terima kasih sudah mengantar saya, Ravie. Dan terima kasih juga karena sudah membantu saya, mendengarkan cerita sampai rahasia saya."
"Ya. Terima kasih juga sudah percaya padaku," balas Ravino lembut.
Arabella sama sekali tidak berpikiran macam-macam, meski ada perasaan aneh yang merasuki dirinya sejak tadi bertemu Ravino.
"Istirahatlah, Arabella."
"Ya."
Ravino berniat beranjak dari sana, namun ia kepikiran sesuatu.
"Begini," Ravino berdeham pelan, "karena kita punya beberapa rahasia dan juga ada cukup banyak hal yang kamu sembunyikan dari Julian serta Ibumu seperti tentang pemulihan, pengobatan, dan juga Mana-mu, bukankah sebaiknya kita memiliki cara khusus untuk berkomunikasi? Berjaga-jaga kalau kamu tiba-tiba membutuhkan bantuanku untuk menyembuhkanmu," tutur Ravino.
'Apa yang sedang kau lakukan sih, Ravino?' ringis pria itu dalam hati.