Kurang lebih Arabella paham dengan penjelasan Julian. Pria itu trauma, dan berpengaruh pada selera makan dan minumnya.
Arabella melerakkan piring kue ke meja dan merentangkan tangannya, mengundang tatapan selidik dari Julian.
"Anda sedang apa?" tanya pria itu tak peka.
"Saya merentangkan tangan untuk memeluk Anda, Julian. Memangnya apalagi? Olahraga?" gerutu Arabella yang menarik kembali tangannya.
Tapi Julian menahannya dan langsung masuk ke dalam pelukan gadis itu. Kepala Julian bersandar di bahu Arabella, benar-benar bersandar sepenuhnya.
"Julian berat juga ternyata," keluh Arabella.
Pria yang sedang memejamkan matanya lantaran nyaman itu terkekeh pelan, "ya, memang berat. Tapi saya harap Anda bersedia untuk menjadi tempat saya bersandar seumur hidup."
"Wah, imajinasi yang terlalu jauh. Saya rasa Julian bisa menjadi seorang penulis novel atau penyair puisi yang terkenal jika suatu hari kehilangan gelar Grand Duke," puji Arabella sarkastik.