Chereads / Lahir Kembali Sebagai Nona Hebat / Chapter 26 - Calon Duchess

Chapter 26 - Calon Duchess

Bulu kuduk Felix meremang, wajah tegang Julian menunjukkan segalanya. Berapa tidak sukanya ia pada Jovan—adik tirinya, anak yang dilahirkan oleh Iris Hilde.

"Wajah Anda tampak seperti patung, Grand Duke" Arabella berkomentar.

Seketika wajah tegang Julian mencair, "ah, maafkan saya."

"Saya hanya agak emosional ketika mendengar nama p*lacur dan anaknya itu," desis Julian.

Arabella tertegun, dari rumor yang ia dengar Julian memang tak sungkan melayangkan kata-kata kasar jika tak suka dengan seseorang.

"Tidak masalah. Karena saya pun sama," gumam Arabella pelan dengan wajah menunduk.

"Oh ya?" Julian tampak tertarik dengan gumaman samar gadis cantik di depannya ini.

"Lady, saya tau alasan Anda berkata seperti itu. Apakah Anda keberatan jika saya menceritakannya pada Grand Duke?" tanya Felix sopan.

Kenyamanan si pemilik cerita adalah prioritas, kan? Kita tidak boleh menceritakan masalah orang lain tanpa meminta izin ataupun mendahului si pemilik cerita. Tidak sopan jika begitu.

Arabella mengangguk, "silakan, Tuan Felix."

"Saya akan menceritakannya sesuai rumor yang tersebar, jika ada yang salah atau tidak sesuai tolong diralat, Lady" pinta Felix.

"Ya. Baiklah."

Felix maju sedikit lebih dekat agar mempermudah Julian mendengar ceritanya, "menurut rumor yang beredar, Marchioness Falzen yang merupakan putri tunggal Marquess Falzen sebelumnya, meninggal karena diracuni. Tapi, Marquess yang menjadi kepala keluarga saat ini—Tuan Vivaldi Falzen selalu melenyapkan berita-berita seperti itu sebelum semakin tersebar luas. Dan.. rumor lainnya lagi, dalang dibalik meninggalnya Marchioness Arina Falzen yang diracun adalah Rose, selir pertama Tuan Vivaldi Falzen" ungkap Felix.

"Apa?" Julian terkejut dengan fakta yang baru ia dengar.

"Anda itu terlalu ketinggalan berita, Tuan. Di saat saya akan memberitahu berita terbaru pun Anda selalu bilang tidak perlu, sedang sibuk, atau berita yang tidak penting" lontar Felix mengungkit tingkah sok sibuk Julian ketika Felix ingin melaporkan gosip terbaru di ibu kota.

"Mulai sekarang," Julian menatap Arabella tanpa sungkan dan dalam, "sampaikan semua berita yang terkait dengan Lady Arabella padaku. Apapun. Sekecil apapun, aku akan sangat siap mendengar berita tentangnya" ucap Julian.

Arabella yang ditatap sedemikian rupa agak salah tingkah, biarpun ini kehidupan keduanya, Arabella tidak pernah berhubungan jauh dengan pria. Tunangan yang ia miliki pun pada akhirnya direbut oleh Riana tanpa sempat dekat dengan Arabella.

"Jadi, apakah dari cerita yang saya beritahu ada yang ingin Anda ralat, Lady?" tanya Felix lembut.

Arabella menggeleng dengan senyum tipis, "tidak. Yang tau fakta sebenarnya mungkin hanya Anda berdua dan Ibu saya, Orchidia. Ibu kandung saya, Marchioness Arina Falzen memang benar meninggal karena diracuni oleh Rose selir pertama Ayahku. Dan.. ayahku juga memiliki andil di dalamnya. Itu sebabnya Ayah selalu menutupi semua berita dan rumor tentang itu. Mereka takut ketahuan, karena membunuh bangsawan adalah pelanggaran berat," tutur Arabella datar.

Felix terdiam, Julian pun menatap Arabella tanpa berkedip saking terkejutnya. Bagaimana bisa gadis ini menceritakan hal memilukan seperti itu dengan wajah datar? Bahkan, Julian saja selalu terlihat sendu setiap membahas ibunya.

Julian menarik sapu tangan dari saku kemejanya kemudian menyodorkan kain lembut itu pada Arabella, "silakan, Lady" ucapnya lembut.

"Hah?" Arabella mendongak, menatap bingung ke arah sapu tangan yang disodorkan oleh Julian. Buat apa?

"Menangislah jika ingin menangis. Gunakan saja sapu tangan itu untuk menutup wajah Anda kalau Anda malu menangis di depan kami," ujar Julian.

"Ah.." lagi-lagi Arabella dibuat terkejut oleh perlakuan Julian. Dengan perasaan ragu Arabella menerima sapu tangan berwarna putih yang bercorak lambang keluarga Grand Duke Malven, terasa lembut di tangannya.

"Terima kasih."

"Suatu kehormatan bagi saya jika Lady yang saya sukai menerima sapu tangan dari saya," kekeh Julian.

'Kenapa dia malah jadi girang? Apakah seharusnya aku tidak usah menerima sapu tangan ini?' pikir Arabella.

"Untuk Anda saja, Lady. Disimpan. Dan gunakan kapanpun saat Anda butuh bantuan. Tinggal menunjukkan sapu tangan itu pada pasukan kesatria saya yang tersebar di segala penjuru kerajaan, dan Anda pasti akan dibantu" terang Julian.

Felix berdeham pelan, tak lupa ia menutup mulutnya dengan tangan. Sebenarnya itu hanya tipuan semata, Felix melakukan itu untuk menutupi senyumnya yang sudah tak bisa ditahan.

'Sapu tangan itu menunjukkan segalanya, Lady. Anda sudah berada di bawah perlindungan Grand Duke sejak Anda menerima sapu tangan itu. Akhirnya kediaman Grand Duke ini akan memiliki seorang Grand Duchess' kikik Felix dalam hati.

"Felix, aku tau kamu menyembunyikan senyummu" geram Julian.

Sejak tadi, Felix selalu menjadi penonton bayaran yang menunjukkan berbagai macam ekspresi. Astaga, sebenarnya yang sedang jatuh cinta sih? Kenapa Felix yang heboh?

"Maafkan saya, Tuan dan Lady." Felix berdeham pelan, namun bibirnya masih berkedut tak sanggup menahan senyum sumringahnya, "saya terlalu senang karena.."

"Ehem" deham Julian agar Felix tak keceplosan arti dari sapu tangan itu.

"Karena Lady Arabella mau menceritakannya pada kami. Anda pasti kesulitan menahan diri untuk tidak mencakar wajah nenek sihir itu, Lady. Bersabarlah, suatu hari nanti Anda pasti bisa membalas semua perlakuan jahat mereka, atau bahkan kami bisa menyelidiki ulang kematian Marchioness" terang Felix yang segera mencari alasan baru.

"Tidak perlu, Tuan Felix. Terima kasih. Saya sudah punya buktinya," tolak Arabella halus.

"Jadi, apa yang ingin Anda lakukan sekarang kalau saya boleh tau, Lady?" tanya Julian. Ia menuangkan teh lagi untuk Arabella.

'Rasanya agak aneh, meminum teh yang dituangkan oleh orang sepenting Julian' batin Arabella. Pipinya bersemu merah.

"Dalam waktu dekat, saya akan segera memutuskan pertunangan dengan putra kedua dari Duke Kingston, Tuan. Saya tidak ingin bertunangan apalagi menikah dengan orang sepertinya," jawab Arabella.

"Memangnya dia orang seperti apa?" tanya Julian lagi, agak menyelidik karena kata-kata Arabella seolah menunjukkan bahwa sudah tau bagaimana karakter seorang Jovan Kingston.

"Playboy, tidak setia, penggila wanita, anak ibu, manja, bodoh, dan tidak bertanggung jawab" sahut Arabella cepat. Sifat calon tunangannya itu sudah sangat ia hafal.

Julian dan Felix tak bisa menahan tawa mereka karena jawaban Arabella. Sungguh sarkasme yang luar biasa. Dan Arabella seperti benar-benar sangat mengenal Jovan. Aneh.