Chereads / Lahir Kembali Sebagai Nona Hebat / Chapter 17 - Pembuatan Hadiah untuk Julian

Chapter 17 - Pembuatan Hadiah untuk Julian

Sebelum makan malam, Arabella sedang menyibukkan diri di dalam kamarnya. Di kehidupan kali ini, Arabella telah mengembangkan kekuatan sihir yang memang dimiliki keturunan Falzen secara turun temurun dan memiliki Aura untuk berpedang demi melindungi dirinya dan orang-orang disekitarnya.

Dan saat ini Arabella tengah mengecilkan sebuah pedang yang ia beli dengan harga cukup mahal, sekitar 15 Gold. Pedang termahal di toko senjata paling terkenal di ibu kota. Normalnya, sebuah pedang biasa hanya seharga ratusan puluhan silver, tidak sampai 1 Gold.

" Pedang itu indah, Arabella. Grand Duke pasti akan sangat suka dengan hadiah yang kamu berikan, " lontar Orchidia yang sedang menemani Arabella untuk mengecilkan pedang itu dengan kekuatan sihir dan auranya.

Arabella yang tengah berkonsentrasi pun tersenyum tipis, " saya percaya diri dengan hadiah ini, Bu. Karena Grand Duke tidak akan pernah bisa menemukan hadiah seperti ini dimanapun. "

" Benar. Setauku, sampai sekarang belum ada orang yang bisa mengecilkan benda, apakah itu sihir?" tanya Orchidia penasaran.

" Iya, Bu. Ini adalah teknik campuran antara mantra sihir dengan aura pedang yang saya miliki, dan karena ini sedikit berbahaya untuk saya, makanya saya meminta ibu mengawasi saya. Ini ketiga kalinya saya mencoba melakukan sihir ini. Meski sudah saya perkecil, nantinya benda yang diperkecil itu bisa kembali ke bentuk semula jika mengucapkan mantra yang saya buat," jawab Arabella.

Alis Orchidia tampak naik sebelah, " ketiga kalinya? Yang pertama dan kedua untuk apa, sayang?"

" Yang pertama kalinya percobaan saya, mengecilkan pedang untuk diri saya sendiri. " Arabella mengarahkan dagunya pada kipas yang selalu ia bawa kemana-mana, terlihat gantungan kecil berbentuk pedang di bawahnya, " lalu, beberapa racun dan obat yang saya masukkan ke gelang Anda, itu juga saya perkecil bentuknya " terang Arabella.

Orchidia mengangkat tangan kirinya yang mengenakan gelang dengan berbagai macam warna permata, benda mahal itu diberikan oleh Arabella.

" Ah, ternyata begitu. Pantas saja racun dan obat yang kamu beritahu padaku bisa ada di gelang ini, " Orchidia mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Sebelumnya, Arabella sudah menjelaskan cara kerja gelang itu padanya. Ada beberapa macam racun yang bisa melindungi diri, membutakan musuh, membius musuh, ataupun membuat musuh tertidur. Lalu, ada juga obat untuk luka, penawar racun, dan lain-lain. Tempo hari, Arabella mengatakan bahwa mantra yang harus Orchidia ucapkan untuk mengeluarkan racun adalah ' Poisonisio ' dan untuk obat mantranya ' Healerabella ' maka gelang itu akan mengeluarkan racun ataupun obat yang cocok untuk situasi Orchidia. Sihirnya mengikuti keadaan pengguna, kata Arabella.

Senyum terharu terukir di bibir Orchidia, ternyata selain harganya yang mahal, gelang yang Arabella berikan juga sangat bermanfaat.

" Terima kasih sudah memberikanku gelang ini, Arabella. Ini adalah sesuatu paling berharga yang pernah ku dapatkan, setelah dirimu " ucap Orchidia lembut.

" Setelah diriku?" ulang Arabella.

" Ya, hal paling berharga yang ku dapatkan adalah dirimu, sayang. Lalu gelang ini. Kamu tetap hal paling membahagiakan yang pernah ibu dapatkan " tutur Orchidia.

Arabella tersenyum manis, ia tau kasih sayang Orchidia padanya itu memang sangat tulus. Di masa lalu, saat Arabella bukan siapa-siapa, hanya seorang gadis bodoh yang lemah dan tak bisa apa-apa pun Orchidia masih membantunya. Orchidia, pengganti ibunya. Arabella akan melakukan apapun untuk membahagiakan Orchidia.

" Terima kasih karena sudah menganggap saya sepenting itu, Ibu " gumam Arabella. Peluh mulai membasahi wajahnya. Mengubah bentuk dan ukuran benda dengan kekuatannya bukanlah hal yang mudah, dan di seluruh benua ini baru Arabella yang bisa melakukannya. Bukannya sombong, itu memang kenyataan.

" Ibu dengar, rumornya grand Duke Malven itu orang yang dingin pada wanita. Tapi, tampaknya malah tidak begitu ya? Dia cukup memperhatikanmu, meski tidak secara langsung " lontar Orchidia. Matanya terus mengawasi Arabella, takut terjadi sesuatu yang buruk pada putrinya itu.

" Hmmm, " Arabella bergumam, ia pun tidak begitu tau tentang Julian Malven Kingston. Seingatnya di kehidupan yang lalu, Julian adalah orang yang sangat gila dan terus berperang tanpa henti. Pria itu selalu menjadi garda terdepan untuk melindungi kerajaan ini, dan juga sebelum Arabella meninggal, ia mendengar rumor bahwa Julian berniat menaklukkan benua dan menjadi Kaisar yang membawahi semua kerajaan di benua ini.

" Entahlah, Bu. Grand Duke Malven adalah satu-satunya orang yang tidak begitu bisa saya tebak. Jika orang lain bisa saya tebak dan pahami hampir 100 persen, maka Grand Duke Malven mungkin hanya sekitar 20 persen. Beliau ada di luar kemampuan saya untuk dicari tau " aku Arabella jujur.

Julian Malven Kingston memang satu-satunya orang yang hanya memiliki rumor gila berperang, dan tidak ada rumor lain. Padahal, siapapun—di kerajaan ini, Arabella tau dan bisa dengan mudah mengendalikan mereka nanti. Dan sayangnya, Julian Malven Kingston adalah orang di luar kemampuan Arabella. Hanya pria itu.

Orchidia tampak sedikit terperangah, " untuk pertama kalinya, ada sesuatu yang di luar pengetahuanmu, sayang. Menurut Ibu, tidak ada salahnya kamu mencoba bertemu beberapa kali dengan beliau untuk menambah pengetahuanmu soal dirinya " saran Orchidia.

" Saya memang ingin tau tentang Grand Duke, tapi saya tidak berniat bertemu lebih sering dengan beliau. Karena.. " Arabella tampak berpikir, tidak seperti biasanya yang hampir selalu menjawab dan melakukan hal tanpa berpikir. Kehadiran seorang Julian Malven Kingston di luar rencana Arabella.

" Karena?" Orchidia tampak penasaran.

" Saya tidak ingin memiliki hubungan ataupun ada orang lain yang di luar rencana saya muncul di hidup saya, Bu. Dan Grand Duke adalah orang yang sama sekali tidak pernah ada di dalam rencana saya, jadi saya hanya akan sekadar bertemu untuk memenuhi undangannya. Tidak lebih, " tegas Arabella. Ia tidak mau hanya karena seorang pria, rencananya sejak belasan tahun yang lalu malah berantakan. Kebahagiaannya, kebahagiaan Orchidia, dan orang-orang di sekitarnya jauh lebih penting dari seorang pria seperti Julian Malven Kingston.

Jadi, sejak awal Arabella akan menetapkan garis batasan yang tidak boleh dilewati oleh Julian.

Sulit bagi Orchidia untuk memberikan tanggapan yang cocok pada Arabella, sebagai seseorang yang menyayangi Arabella, ia sangat paham bahwa Arabella sudah menyusun semua rencananya dengan terperinci untuk mendapatkan kebahagiaan dan menyingkirkan para lintah penghisap darah berkedok keluarga itu. Tapi, Orchidia merasa bahwa Arabella terlalu keras dan mengekang dirinya sendiri. Bukannya tidak boleh, tapi Arabella juga berhak bahagia kan?

Ekspresi Orchidia tampak sendu, untuk saat ini ia hanya bisa mengikuti rencana Arabella dan akan menasehati putri cantiknya itu perlahan seiring berjalannya waktu.

" SELESAI!!" pekik Arabella senang. Matanya berbinar memandang sebuah pedang kecil yang dijadikan gantungan pada Bros emas. Gagang pedang kecil itu berwarna emas terbuat dari Kunsten, logam terkuat di benua Orion. Dan bilah senjata tajam yang telah diperkecil itu tetap tampak berkilauan, menunjukkan bagaimanapun ukurannya ketajamannya tetap sama.

" Hadiah yang indah, dan tiada duanya.. " gumam Orchidia takjub. Matanya berbinar penuh kekaguman pada benda kecil yang Arabella pegang.

Arabella mengangguk setuju, harga mahal yang dibayar untuk pedang ini sama sekali tidak sia-sia. Ia yakin, Grand Duke Malven pasti akan menyukai hadiah ini.

" Apa mantranya, sayang?" tanya Orchidia penasaran.

" Mmm, " wajah Arabella merona, " Swofrabella, artinya Sword from Arabella. Pedang dari Arabella " cicit Arabella. Ia berharap Orchidia tidak mendengarnya.

Orchidia tau Arabella malu, jadi ia tidak akan mengganggu gadis itu lebih jauh tentang mantra hadiah Grand Duke.

" Oh, berarti seperti mantra milik Ibu ya? Healerabella, penyembuhan Arabella kan?" lontar Orchidia.

" Benar, Bu. "

Dalam hati, Arabella bersyukur karena Orchidia tidak menggodanya tentang mantra pedang itu. Ah, harusnya Arabella tidak menggunakan namanya dalam mantra itu.